Feri Fren, S Pd.MM

Feri Fren, S.Pd.MM (Widyaiswara LPMP Sumatera Barat) Lahir di Sintang pada tanggal 23 Maret 1969. Alumni IKIP Padang Jurusan Fisika Tahun 1991. Melanjutkan pen...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membumikan Nilai Karakter Anak

Membumikan Nilai Karakter Anak

Membumikan Nilai Karakter Anak

Oleh : Feri Fren (Widyaiswara LPMP Sumbar)

Pada saat ini masih banyak masalah-masalah karakter yang kita lihat baik di media cetak maupun elektronik. Pendidikan karakter masih belum berjalan mulus di sekolah. Ada peserta didik yang mengeroyok temannya, memukuli guru di dalam kelas sampai meninggal dunia. Belum lagi saat pengumuman lulus, sangat banyak peserta didik yang mencoret-coret baju, berkonvoi dengan kendaraan roda dua di jalan raya tanpa memakai helm, ugal-ugalan lagi. Kalau kita pikir-pikir dengan akal sehat kurang apalagi rasanya dunia pendidikan kita. Dari segi regulasipun pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK ). Namun dari segi implementasi masih ada yang belum sesuai dengan harapan.

Dengan kurang terimplementasikannya nilai-nilai PPK dalam kehidupan di sekolah dan di masyarakat, banyak sekali masalah-masalah yang timbul bagi peserta didik di sekolah, seperti kurangnya mematuhi tata tertib sekolah yang telah dibuat, tindakan membully teman, kurang hormatnya kepada guru, terjadi tawuran antar peserta didik, tindak kekerasan dan penganiayaan, kelompok geng motor, terjerat kasus narkoba, kurangnya rasa hormat dan santun terhadap orang yang lebih tua, dan lain sebagainya. Dengan kurangnya pemahaman dan pengimplementasi nilai-nilai PPK akan membuat hak-hak orang lain tidak lagi dijunjung tinggi.

Identifikasi masalah-masalah sosial di sekolah yang mempengaruhi nilai-nilai karakter bisa juga disebabkan karena kekurang pedulian dari orang tua dan masyarakat di sekitar tempat tinggal peserta didik. Selain itu, bisa juga disebabkan karena pesatnya arus informasi dan teknologi yang tidak terkontrol yang akhirnya dapat merusak nilai-nilai karakter positif yang ada dalam diri peserta didik.

Pendidikan karakter dipandang sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di sekolah dan di rumah. Dengan pendidikan karakter peserta didik dapat dilatih untuk membiasakan diri dan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau pun tindakan-tindakan yang cenderung dilaksanakan di sekolah, rumah maupun masyarakat seperti bekerja sama, gotong royong , sopan santun, serta saling menghormati. Bila kita cermati, pendidikan karakter sebenarnya sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno yang mencanangkan nation and character building dalam rangka membangun dan mengembangkan karakter bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Puskur, 2010:1).

Oleh karena itu, sangat diperlukan pemahaman lebih lanjut untuk melaksanakan pendidikan karakter. Semua pihak bertanggung jawab atas pendidikan calon generasi penerus bangsa, namun keluarga merupakan pihak yang pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak di rumah, di sekolah dan masyarakat. Dalam membentuk karakter anak , sekolah dan keluarga harus memiliki beberapa syarat yaitu, rasa aman di rumah dan sekolah, stimulasi fisik dan mental, pola asuh yang diterapkan di rumah dan cara didik di sekolah yang diterapkan oleh guru dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan terhadap pendidikan karakter anak.

Kegagalan guru dan keluarga dalam menumbuhkan nilai-nilai karakter pada anak adalah disebabkan karena guru dan orang tua kurang mampu memperlihatkan dan menunjukkan karakter sebagai orang yang dapat di tiru, didengar maupun diikuti. Guru dan orang tua semestinya dapat menjadi inspirasi dan suri teladan yang dapat merubah karakter anak kea rah yang positif .

Jika karakter anak sudah terbentuk dengan baik sejak dari kecil mulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan sekolah. Maka akan lahirlah generasi-generasi yang berkarakter yang memiliki sikap adil, jujur, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai karakter harus di bumikan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat sedini mungkin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post